Choriocarcinoma terjadi setelah kehamilan, biasanya setelah mola hydatidosa kadang-kadang setelah abortus atau kehamilan a'terme, maka merupakan penyakil masa reproduktip; tetapi adakalanya timbul pada teratoma. Tumor ini warnanya ungu dan sangat rapuh. Pada dinding uterus nampak sebagai benjolan sebesar kacang Bogor.
B.Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas dalam pelaksanaan PPS ( Pengenalan Program Studi) pada Jurusan Kebidanan Gorontalo.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Choriocareinoma adalah tumor ganas (maligna) dari trofoblast dan biasanya timbul setelab kehamilan mola, kadang-kadang setelah abortus atau persalinan.
Kejadian dipengaruhi oleh :
1.Status sosio-ekonomis.
2.Umur.
3.Gizi.
4.Consanguinitas (perkawinan antar keluarga).
B.Patologi
Mikroskopis tanda-tanda yang khas untuk choriocarcinoma ialah
nekrose.
haemorrhagia.
infeksi.
Selain dari itu nampak sel-sel trofoblast yang menembus otot-otot dan pembuluh-pembuluh darah.
Choriocarcinoma terbagi dalam 2 jenis :
Choriocarcinoma non villosum; pada jenis ini sama sakali tidak ada bentuk villus. Jenis ini lebih ganas dari jenis kedua.
Choriocarcinoma villosum : disana-sini masih ada bentuk villus.
Choriocarcinoma mengadakan metastase yang bersifat haematogen, biasanya ke vagina dan paru-paru. Kadang-kadang juga ke ginjal, hati, ovaria dan otak.
C.Gejala-gejala
Perdarahan yang tidak berhenti setelah kela-hiran mola, bersifat metrorhargia.
Subinvolusi.
Metastase pada paru-paru, vulva atau vagina.
Reaksi biologis yang tetap positip atau yang malahan naik kwantitatip setelah kelahiran mola.kadang-kadang terjadi perforasi rahim dengan tanda-tanda perdarahan intraperitoneal.
D.Diagnosa
Semua penderita yang telah melahirkan mola harus dicurigai dan harus diawasi dengan teliti. Juga perdarahan yang tidak berhenti-henti setelah abortus atau persalinan a'terme harus mengingatkan kita akan kemungkinan choriocarcinoma. Yang menjadi pegangan ialah reaksi biologis atau immunologis: reaksi harus menjadi negatip dalarn beberapg hari setelah abortus atau partus, kalau reaksi biologis tetap positip atau kwanfitatip naik, maka harus ada pertumbuhan eel trofoblast yang baru.
E.Terapi
Terapi pilihan ialah dengan pemberian methotrexate sebanyak 0A mg/kg/hari selama 5 hari dapat diberikan intravenose, muskuler atau oral. Pada umumnya diberi 15 — 25 mg sehari. Kuur ini diulang-ulang dengan antara 14 hari sampai gonadotropin dalam urine menjadi normal ; kadang-kadang baru setelah 6 kuur. Setelah reaksi negatip diberi satu kuur tambahan. Juga dapat di. berikan actinomycin D sebanyak 7-11 microgram /kg/ hati intravenosa selama 5 hari. Kuur diulangi setelah 5 hari. Walaupun begitu hysterektomi masih banyak dilakukan, mengingat mahalnya methotrexate atau actlnomycin D bagi masyarakat Indonesia. Hysterektomi mutlak perlu pada perdarahan yang hebat atau kasus yang resistent terhadap sitostatika.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Choriocareinoma adalah tumor ganas (maligna) dari trofoblast dan biasanya timbul setelab kehamilan mola, kadang-kadang setelah abortus atau persalinan. Semua penderita yang telah melahirkan mola harus dicurigai dan harus diawasi dengan teliti. Juga perdarahan yang tidak berhenti-henti setelah abortus atau persalinan a'terme harus mengingatkan kita akan kemungkinan choriocarcinoma
B.Saran
Penderita choriocarcinoma harus segera diobati secara intensif, Kalau tidak diobati, maka penderita choriocarcinoma meninggal dalam beberapa bulan sampai 1 tahun. Matinya karena perdarahan dari rahim atau dari metastase cerebral, vaginal, gastrointestinal atau abdominal.
DAFTAR PUSTAKA
Obsteteri Patologi, 1984 Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, Bandung
Name: Kumpulan Totorial Internet Home: Kota Timur, Kota Gorontalo, Indonesia About Me: orangnya Jujur, terpercaya, hidup sederhana apa adanya. See my complete profile
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus.
Posting Komentar